Buki Fiksi dan Buku Nonfiksi

 




PENGERTIAN BUKU FIKSI

Fiksi sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cerita rekaan. Maksudnya, fiksi itu adalah cerita yang mengandung imajinasi fantasi atau ceritanya hanya dibuat-buat oleh pengarangnya.

Imajinasi pengarang tersebut diolah dengan dasar pengalaman, wawasan, tafsiran, cendekiawan, penilaian kepada berbagai kejadian baik secara nyata atau rekaan. 
Lalu, apa itu buku fiksi? Buku fiksi adalah buku yang mengandung cerita fiksi

Meskipun fiksi berasal dari imajinasi pengarangnya, tapi cerita di dalamnya tetap masuk akal serta banyak mengandung kebenaran yang dibumbui dengan drama hubungan antar manusia.

Kebenaran dalam fiksi adalah keyakinan bahwa sesuai dengan pandangan penulis terhadap masalah hidup dan kehidupan.

 

CIRI-CIRI BUKU FIKSI

Buku fiksi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Sifatnya rekaan atau mewujudkan imajinasi yang dimiliki oleh pengarang.
  2. Dalam karya fiksi ada kebenaran yang relatif dan tidak mutlak.
  3. Umumnya memakai bahasa dengan sifat konotatif (bukan sebenarnya).
  4. Karya fiksi tidak ada sistematika baku di dalamnya.
  5. Karya fiksi umumnya menyasar pada emosi dan perasaan dari pembaca, bukan pada logikanya.

 

CONTOH-CONTOH BUKU FIKSI

Berikut ini beberapa contoh dari buku fiksi:

1. Novel
Novel adalah salah satu karya sastra yang berbentuk prosa. Novel biasanya berisi 10.000 lebih kata. Cerita fiksi dalam novel biasanya membahas beberapa insiden dan konflik yang menggerakkan jalan ceritanya. Watak tokoh dalam novel juga seringkali dijabarkan secara meluas.  

Contoh-contoh novel antara lain: Dilan 1990, Mariposa, Bumi Manusia, Negeri 5 Menara, Laskar Pelangi, dan masih banyak lagi. Mana nih yang sudah pernah sobat pintar baca?

2. Kumpulan Cerpen
Kumpulan cerpen adalah buku fiksi yang berisi beberapa cerita pendek (cerpen). Cerita pendek sendiri berbeda dengan novel. Cerpen terdiri dari 1.000 hingga tidak lebih dari 10.000 kata. 

Plot dalam cerpen mengarah hanya pada suatu insiden atau kejadian tunggal, watak tokoh tidak dikembangkan secara penuh (contohnya jika tokoh itu baik maka hanya kebaikan saja yang diceritakan sedangkan sifat lainnya tidak), dimensi ruang dan waktunya terbatas, cerita lebih berisi serta memusat dan mendalam. 

Contoh buku kumpulan cerpen yang banyak dikenal adalah Buku Kumpulan Cerpen Pilihan Kompas.

3. Dongeng
Sobat pintar pasti banyak yang pernah membaca dongeng, bukan? Dongeng adalah cerita prosa yang kejadiannya dianggap tidak benar-benar terjadi. Maksudnya, cerita dalam dongeng hanyalah imajinasi dan tidak pernah terjadi di dunia nyata.

Dongeng biasanya diceritakan turun temurun, dari generasi ke generasi. Contoh-contoh dongeng sendiri antara lain: Kancil dan Kura-Kura, Sangkuriang, Legenda Jaka Tarub, Bawang Merah dan Bawang Putih, dan masih banyak lagi.

 

STRUKTUR CERITA FIKSI

Struktur dari cerita fiksi adalah sebagai berikut:

1. Abstrak
Pada bagian ini opsional atau dapat ada maupun tidak. Bagian ini merupakan gambaran umum keseluruhan cerita.

2. Orientasi
Berisi tentang pengenalan tema, latar belakang tema dan juga tokoh-tokoh dalam cerita. Diletakkan di bagian awal dan menjadi pembahasan dari teks cerita fiksi.

3. Komplikasi/Klimaks
Adalah puncak ketegangan dari teks cerita fiksi karena di bagian ini akan muncul berbagai permasalahan, seringkali komplikasi di suatu novel menjadi daya tarik tersendiri untuk pembacanya.

4. Evaluasi
Adalah bagian yang didalamnya berisi munculnya penjelasan memecahkan maupun menyelesaikan masalah.

5. Resolusi
Adalah bagian yang didalamnya berisi inti pemecahan masalah dari masalah-masalah yang dijalani tokoh utama.

6. Koda (Reorientasi)
Bagian ini didalamnya berisi amanat dan juga pesan moral positif yang dapat dipetik dari suatu naskah teks cerita fiksi.

 

UNSUR-UNSUR CERITA FIKSI

Unsur-unsur dalam cerita fiksi dibagi menjadi 2, yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik.

A. Unsur Intrinsik Cerita Fiksi

1. Tema
Gagasan mendasar yang umumnya menopang suatu karya sastra dan yang ada didalam teks.

2. Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah pelaku dalam jalannya cerita. Penokohan adalah penciptaan citra tokoh dalam cerita. Tokoh dari segi peranan dibedakan menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. Kemudian tokoh dari segi perwatakan dibedakan menjadi dua, yaitu tokoh antagonis dan protagonis.

3. Alur/Plot
Adalah urutan peristiwa untuk mencapai efek tertentu. Alur dibagi menjadi tiga yaitu alur maju, alur mundur, dan alur campuran (maju-mundur).

4. Latar
Adalah tempat, waktu, dan lingkungan sosial ketika terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.

5. Amanat
Pesan yang disajikan pengarang dari persoalan di dalam suatu karya sastra

6. Sudut Pandang Pengarang
Adalah cara pandang pengarang sebagai sarana untuk menampilkan cerita. Bisa meliputi tokoh, perbuatan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam suatu karya fiksi terhadap pembaca.
Sudut pandang pengarang dibagi menjadi 4:
a. Sudut pandang orang pertama, pengarang/pembaca berposisi sebagai tokoh dengan kata ganti "aku", "saya", "daku" atau "kami".
b. Sudut pandang orang kedua, menggunakan kata ganti "kau" sebagai tokoh dalam cerita.
c. Sudut pandang orang ketiga, menggunakan kata ganti seperti "dia", "ia", "nama tokoh", "mereka".
d. Sudut pandang campuran, yaitu sudut pandang pengarang yang di awal bisa saja menggunakan sudut pandang pertama namun kemudian berganti menggunakan sudut pandang lainnya.


B. Unsur Ekstrinsik Cerita Fiksi

Salah satu unsur yang mempengaruhi penulis dari cerita tersebut. Unsur ekstrinsik biasanya mengkaji beberapa hal berikut:

1. Keyakinan penulis
2. Pandangan hidup penulis
3. Psikologi penulis yang berupa dari penulis misalnya ekonomi, politik, dan sosial
4. Pandangan hidup suatu bangsa
5. Berbagai karya seni yang lain
dan sebagainya.

 

KAIDAH KEBAHASAAN CERITA FIKSI

Seperti teks pada umumnya, cerita fiksi juga memiliki kaidah-kaidah kebahasaan yang membedakan teks cerita fiksi dengan teks lainnya. Kaidah-kaidah kebahasaan itu antara lain:

1. Metafora
Adalah perumpamaan yang sering dipakai untuk membandingkan sesuatu atau menggambarkan dengan langsung terhadap sifat yang sama.

2. Metonimia
Adalah gaya bahasa yang dipakai, kata tertentu dipakai sebagai pengganti kata yang sebenarnya, tetapi pemakaiannya hanya pada kata yang mempunyai hubungan yang sangat dekat.

3. Simile (persamaan)
Adalah gaya bahasa yang dipakai sebagai pembanding yang sifatnya eksplisit dengan maksud menjelaskan sesuatu hal dengan hal lainnya. Contohnya adalah seumpama, selayaknya, laksana dan lain-lain.



_______________________________________________________ _ _ _ _







PENGERTIAN BUKU NONFIKSI

Buku nonfiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan data dan fakta. Jadi, isi dari buku nonfiksi harus benar-benar bisa dipertanggungjawabkan oleh penulisnya. Data-data faktual yang menjadi isi dari buku non fiksi bisa berasal dari hasil penelitian dari para peneliti ahli.

Kata nonfiksi sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti bersifat tidak fiksi, tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan. Lantas, apa saja sih contoh-contoh buku fiksi itu?


CONTOH-CONTOH BUKU NONFIKSI

Beberapa contoh dari buku nonfiksi diantaranya:

  1. Buku ensiklopedia, berisi tentang uraian berbagai hal dalam ilmu pengetahuan
  2. Buku pelajaran sekolah, berisi tentang mata pelajaran di sekolah
  3. Buku kamus, berisi tentang kumpulan makna kata
  4. Buku biografi tokoh, buku yang berisi tentang kisah suatu tokoh
  5. Jurnal ilmiah, publikasi yang bersifat akademik yang berguna dalam memajukan ilmu pengetahuan
  6. Buku cerita sejarah, buku yang berisi cerita tentang sejarah masa lalu

 

CIRI-CIRI BUKU NONFIKSI

Buku nonfiksi juga memiliki ciri-ciri, loh! Berikut adalah ciri-ciri dari buku nonfiksi, diantaranya: 

1. Isinya berupa fakta yang datanya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

2. Menggunakan bahasa yang formal dan baku. Bahasa yang digunakan harus formal karena bukan merupakan buku naratif (karangan) dan menggunakan bahasa baku sesuai dengan kaidah kebahasaan yang sudah ditentukan.

3. Bahasa yang denotatif, artinya bahasa yang digunakan dalam buku nonfiksi bersifat objektif (tanpa pengaruh pendapat atau pandangan pribadi).

4. Tulisannya bersifat ilmiah populer, yang artinya tulisan dalam buku nonfiksi disesuaikan dengan bahasa yang sesuai dengan pasar dan datanya diambil berdasarkan kajian.

 

STRUKTUR DALAM BUKU NONFIKSI

Buku nonfiksi memiliki beberapa struktur seperti berikut ini:
1. Cover Buku
Cover buku menampilkan tentang judul buku, penulis, penerbit, tahun terbit, dan juga edisi buku.
2. Pokok Bab Buku
Pada bagian ini terdapat kata pengantar, latar belakang, tujuan, dan manfaat penulisan buku tersebut.
3. Judul Bab dan Sub Bab
Dalam buku nonfiksi terdapat daftar isi yang menampilkan daftar halaman bab dan sub bab agar mudah dalam menemukan bagian yang ingin dibaca.
4. Isi Buku
Berisikan tentang penjelasan dari bab dan sub bab yang terdapat dalam daftar isi yang dijelaskan sesuai dengan data yang didapatkan. Tentu saja dalam isi buku nonfiksi penjelasan uraiannya menggunakan bahasa yang baku.
5. Cara Menyajikan Isi
Berisi tentang sumber referensi atau daftar pustaka data-data yang didapatkan.
6 . Glosarium
Biasanya dalam buku nonfiksi terdapat beberapa istilah kata yang tidak semua orang tau apa maknanya. Maka dari itu, dalam buku nonfiksi ada glosarium yang memuat daftar kata serta penjelasannya.

7. Indeks Buku
Pada halaman terakhir buku nonfiksi biasanya juga terdapat indeks buku. Indeks adalah daftar istilah atau tokoh penting dalam buku. Fungsinya adalah untuk memudahkan kita menemukan istilah yang digunakan dalam buku.

 

KAIDAH KEBAHASAAN TEKS NONFIKSI

Berikut ini adalah kaidah-kaidah kebahasaan dari teks nonfiksi: 

  1. Menggunakan bahasa yang baku, yaitu taat akan aturan kebahasaan yang berlaku,
  2. Bahasa yang bersifat formal, tidak seperti kebahasaan teks fiksi yang bersifat santai dan terdapat majas,
  3. Terdapat penggunaan istilah yang bersifat keilmuan, contohnya jika buku nonfiksi itu berjudul tentang ilmu pengetahuan alam maka terdapat istilah-istilah tentang alam,
  4. Dan terdapat penggunaan kalimat efektif, yaitu kalimat yang memiliki informasi yang baik dan tepat.

 

CONTOH TEKS NONFIKSI

Salah satu contoh teks nonfiksi adalah teks sejarah. Berikut adalah contoh dari teks sejarah tentang terbentuknya pulau samosir dan danau toba:

 

SEJARAH TERBENTUKNYA PULAU SAMOSIR DANAU TOBA

Siapa yang tidak mengenal Pulau Samosir yang berada di Provinsi Sumatera Utara ini, tentunya anda telah mendengar banyak informasi mengenai Pulau Samosir yang sangat indah dan kaya akan budaya batak ini. Pulau Samosir sudah sangat terkenal tidak hanya di Indonesia saja, melainkan sudah mendunia dan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan Indonesia, khususnya Sumatera Utara.

Pulau Samosir adalah sebuah pulau vulkanik di tengah Danau Toba di provinsi Sumatera Utara. Sebuah pulau dalam pulau dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut menjadikan pulau ini menjadi sebuah pulau yang menarik perhatian para turis. Pulau Samosir sendiri terletak dalam wilayah Kabupaten Samosir yang baru dimekarkan pada tahun 2003 dari bekas Kabupaten Toba -Samosir.

Pulau Samosir merupakan sebuah pulau besar di Danau Toba dimana di Pulau Samosir sendiri terdiri dari enam kecamatan dari sembilan kecamatan yang terdapat di Kabupaten Samosir.  Danau Toba sendiri memiliki panjang 100 km dengan lebar 30 km dan kedalaman bisa mencapai 505 m yang berada di ketinggian 900 meter. Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia dan danau vulkanologi terbesar di dunia. Pulau Samosir sendiri memiliki luas 640 km² dan merupakan pulau tengah danau kelima terbesar di dunia.

Danau Toba dan Pulau Samosir terbentuk dari letusan gunung berapi maha dahsyat sekitar 69.000 sampai 77.000 tahun yang lalu dengan skala 8,0 Volcanic Explosivity Index (VEI). Skala 8,0 VEI dideskripsikan sebagai letusan super vulkanologi sangat dahsyat yang memuntahkan >1000 km³ material letusan dengan ketinggian letusan mencapai 50 km dan mempengaruhi suhu dan kondisi di lapisan troposphere dan stratosphere bumi.

Dahulu Pulau Samosir berada dalam satu daratan dengan Pulau Sumatera, berbentuk sebuah tanjung di Danau Toba. Bagian paling sempit dari Samosir adalah di Pangururan, lebarnya hanya sekitar 300 m. Warga dulu menyeret perahu agar bisa pindah ke sisi Danau Toba yang satunya, daripada harus memutari Samosir.

Pada era penjajahan Belanda dibangunlah kanal sungai untuk mempertemukan kedua sisi Danau Toba. Perahu bisa lewat dari satu sisi Danau Toba, ke sisi lainnya tanpa memutari Samosir. Dengan kanal itu, terputuslah sudah Samosir dengan dataran Sumatera dan bisa dikatakan telah resmi menjadi sebuah pulau. Area pemotongan Samosir tersebutlah yang disebut dengan Tano Ponggol. Pada awalnya, area Tono Ponggol dibangun sebuah jembatan dengan menggunakan kayu untuk waktu yang cukup lama. Namun kini Jembatan Tano Ponggol sudah di beton pada tahun 1982. Menurut buku-buku Budaya Batak, Tano Ponggol di “potong” Belanda dengan dua alasan yaitu pertama bertujuan untuk memperlancar transportasi air dan kedua bertujuan untuk memecah belah Bangsa Batak dahulu secara psikologis.

Komentar